Bangun Rasa Sabar dengan Kebiasaan Ini

Tak peduli baik kita sedang membangun sebuah bisnis, mengejar sebuah gelar akademik, atau meningkatkan kemampuan fisik kita, semuanya membutuhkan tingkat kesabaran yang tinggi.

Semua rencana itu tidak selalu sesuai dengan apa yang kita rencanakan, dan trial and error merupakan sebuah hal tak terhindarkan dari sebuah langkah menuju keberhasilan. Itulah alasan mengapa memiliki sifat sabar adalah sebuah keharusan.

Dalam arti singkat, sabar itu adalah kemampuan manusia untuk tetap bertahan ketika menghadapi situasi sulit. Ketika sedang berada di bawah, orang yang sabar akan tetap melanjutkan perjuangannya, tetap merasa tenang, dan berfokus pada hasil jangka panjang.

Jadi, bagaimana cara mengupgrade kesabaran kita? Seperti skill berharga lainnya, kesabaran tidak secara instan muncul. Itu adalah sebuah sifat yang tumbuh seiring waktu. Berikut 6 kebiasaan yang bisa membangun rasa sabar kita.

Biasakan untuk melihat suatu kejadian dari sisi lain

Jika kita ingin menjadi orang yang lebih sabar, mulailah dengan meluangkan sedikit waktu setiap harinya untuk melihat dari perspektif yang berbeda. Dengan kata lain, mengubah pandangan kita dalam menganalisa suatu kejadian dari sudut pandang yang berbeda.

Adalah suatu hal yang mudah untuk hilang kesabaran pada rekan kerja, klien, atau orang dekat kita jika kita tidak melihat dari perspektif mereka. Ingat, rekan kerja kita tidak menepati deadline bukan karena disengaja. Ubah perspektif kita untuk menganalisa alasan dibalik keterlambatan tersebut.

Lihatlah situasi dari sudut pandang lain maka kita akan mengidentifikasi alasan dari kejadian yang menguji kesabaran kita. 

Menganalisa tindakan kita dengan konteks tujuan jangka panjang

Banyak orang tidak sabar karena hasil yang mereka dapatkan tidaklah instan seperti seperti yang diharapkan. 

Kita jadi tidak sabar ketika bisnis yang sedang dibangun tidak menghasilkan keuntungan yang diharapkan. Kita kehilangan motivasi untuk berolahraga ketika tidak melihat perubahan signifikan pada tubuh kita dalam waktu tiga minggu. Dan kita berhenti mempelajari bahasa asing karena tidak fasih dalam beberapa minggu.

Singkatnya, kita mengejar sebuah tujuan yang memerlukan waktu dan menjadi tidak sabar ketika menghadapi tantangannya. Itulah mengapa kita harus fokus pada tindakan kita sehari-hari, bukan pada hasil jangka pendek. Ketika kita mulai menganalisa tindakan sehari-hari, kita akan memfokuskan energi untuk membangun rutinitas produktif dalam rangka meraih hasil jangka panjang dibanding mengharapkan hasil instan.

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama